Selasa, 24 Maret 2009

minat siswa belajar pendidikan agama Islam di SMK Negeri I Lintau Buo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan aspek kehidupan yang sangat penting. Manusia tidak bisa sama sekali terlepas dari agama, hal ini dikarenakan manusia dibekali fitrah beragama atau kecendrungan adanya zat yang maha kuasa. Firman Allah SWT, dalam Surat (Ar-Ruum 30:30)


“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(QS.Ar-Ruum:30)

Berdasarkan ayat di atas fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri atau kecendrungan untuk beragama yaitu agama tauhid. Agama tauhid yang harus dipercayai pada saat ini adalah agama Islam yang mengesakan Allah SWT. Sebagai Tuhan yang wajib disembah.

Rosniati Hakim dalam bukunya menyatakan bahwa agama adalah persoalan pokok yang mutlak ada dalam kehidupan manusia. Agama merupakan kebutuhan psikis yang perlu dipenuhi karena agama merupakan kompas yang akan memberi pedoman atau petunjuk arah dalam kehidupan bila manusia dalam kebingungan. Agama dapat membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan menurut M.Hasan dan H.M. Hendarman agama adalah Undang-Undang Ketuhanan yang mendorong orang berakal dengan usahanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.[1]

Pendapat di atas menyatakan bahwa, agama adalah tuntunan hidup yang lengkap, guna dipegang dan ditunjukan bagi orang yang mempunyai akal. Orang yang mempunyai akal akan berfikir jalan mana yang harus dipilihnya guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, dengan adanya agama seseorang akan mendapatkan kekuatan dahsyat yang berpengaruh terhadap perasaan, pikiran, jalan hidup, perbuatan dan perilaku sehari-hari yang menuntun kearah yang benar.

Dari kecendrungan manusia beragama itulah, maka negara Indonesia sebagai negara yang berfalsafah pancasila menempatkan agama sebagai modal dasar dalam pemberi arah pembangunan. Dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa agama dijadikan landasan pembangunan Indonesia:

1. Agama memberi makna dan tujun hidup, agama menawarkan jawaban terhadap persolan-persoalan abadi manusia mengenai arti dan tujuan keberadaanya di dunia. Allah SWT berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(QS. Az Dzariyat: 56).

Berdasarkan ayat tersebut kita melihat bahwa tujuan diciptakan jin dan manusia hanyalah untuk berbakti, berubudiyah dan menjalankan perintah Allah SWT. Beribadah tidak hanya dibatasi dengan sholat, puasa, zakat, sedeqah dan naik haji saja, tetapi masih ada ibadah lain yang dapat dilakukan, seperti membuang duri di jalan, nasehat-menasehati, membantu orang yang sedang susah, menuntut ilmu pengetahuan, dan lain-lain

2. Agama berfungsi sebagai kontrol diri dan kontrol sosial. nilai dan norma-norma agama memberikan bimbingan dan sekaligus mengendalikan perbuatan manusia dari hal-hal yang jahat dan merusak kelangsungan kehidupan sesama manusia atau alam sekitarnya.

3. Agama mendorong perbuatan sosial dengan ajaran untuk saling berintegrasi satu sama lain dan untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta ini. berarti agama mendorong perubahan sosial bagi umatnya dari satu tingkatan kepada tingkatan berikutnya yang lebih tinggi.

4. Agama mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengelola bumi sebagai khalifah di bumi (Khalifah Fil Ardhi).[2]

Dengan demikian jelaslah bahwa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan agama di indonesia dimasukkan dalam mata pelajaran di sekolah sebagai penambah pengetahuan siswa tentang ajaran agama Islam dan dapat mengamalkannya, sebab mustahil akan terwujud manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. tanpa adanya program pendidikan agama Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nanti setelah menyelesaikan pendidikan dapat memahami, menghayati dan mengamalkan apa yang terkandung dalam Islam secara keseluruhan[3]

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah salah satu usaha menjadikan manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dengan menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Pendidikan agama Islam di Sekolah menengah kejuruan mempunyai beberapa fungsi diantaranya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga untuk selanjutnya dikembangkan lagi dengan pendidikan formal yaitu “Pendidikan Agama Islam“.

Minat dalam pengertian umum adalah “Sesuatu yang menimbulkan perhatian yang kuat”[4]. Maksudnya segala sesuatu hal yang menimbulkan keinginan dan perhatian yang kuat dikatakan dengan minat atau kemauan. Minat terhadap sesuatu hal akan timbul apabila seseorang menaruh perhatian terhadap obyek itu. Perhatian ini dapat terjadi dengan sendirinya maupun karena pengaruh dari luar, terutama dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Untuk membangkitkan minat ini diperlukan beberapa syarat, seperti: obyek itu harus menarik perhatian, baik karena warna yang kontras, bunyi, atau gerakannya. Di sekolah, seorang guru perlu menggunakan alat peraga atau model untuk menarik perhatian murid. Ini sekaligus untuk mengurangi proses abstraksi yang masih sulit bagi anak.

Selain itu, orang tua atau guru juga dapat memperkenalkan obyek-obyek yang kurang diminati anak dengan cara menerangkan hal-hal yang menarik bagi peserta didik. Pembawaan guru atau pendidik, cara bicara, bahasa yang digunakan, maupun gaya berkomunikasi ikut menentukan minat seorang anak terhadap suatu obyek.[5]

Minat juga dapat diartikan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut termasuk belajar yang diminati siswa, akan diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Misalnya minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam akan berpengaruh terhadap usaha belajarnya. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.[6]

Dari pendapat di atas kita melihat bahwa minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar siswa di kelas, seperti kehadiran, perhatian, keaktifan, kesungguhan dalam belajar dan penghargaan terhadap guru. Apabila siswa tidak memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran, metode mengajar atau kepribadian guru itu sendiri maka usaha belajar siswa akan cendrung menurun. Karena minat yang tinggi akan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. Sebagaimana pendapat Bafadal Ibrahim: Semangat yang tinggi akan menumbuhkan semangat belajar dan seseorang akan memiliki keinginan secara terus menerus dalam melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.[7]

Jadi seseorang akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan bila memiliki keinginan dan kemauan yang terus menerus dalam hatinya untuk melaksanakan dan mengerjakan apa yang diminatinya.

Menurut Sumardi Suryabrata diantara faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah:

1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang terdiri atas dua golongan, yaitu faktor non sosial dan faktor sosial.

2. Faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar ini juga dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis[8]

Adapun yang termasuk faktor non sosial yang berasal dari luar indifidu yang mempengaruhi minat belajar adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang dan malam), tempat belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan lain sebagainya.sedangkan yang termasuk faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia itu sendiri.

Faktor fisiologis disini adalah jasmani secara umum dan keadaan fungsi-fungsi biologis. Sedangkan yang termasuk faktor psikologis menurut Muhibbin Syah diantaranya tingkat kecerdasan / intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.[9]

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) I Lintau Buo merupakan sekolah umum yang berada dibawah naungan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sekolah ini memiliki 7 (Jurusan) diantaranya, Teknik Konstruksi Bangunan, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Mesin Perkakas, Teknik Mekanik Otomotif, Teknik Audio Video, Teknik Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Informatika Komputer. Pada intinya siswa diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan khusus sesuai dengan bidang keahlian mereka, karena tujuan akhir dari SMK N tersebut adalah menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan profesional serta mampu bersaing di dunia kerja.

Dari observasi awal di sekolah tersebut pada tanggal 20 Mei 2008, dan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru pendidikan agama Islam tergambar kurangnya minat siswa belajar pendidikan agama Islam hal ini terlihat dari kurangnya kehadiran, perhatian, kesungguhan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran hal ini bertolak belakang dengan pendapat di atas oleh Tohirin dalam bukunya psikologi pembelajaran agama Islam.

Dari latar belakang di atas penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian dan menuangkan dalam skripsi yang berjudul:

“Minat Siswa Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) I Lintau Buo

B. Identifikasi Masalah

Untuk lebih jelasnya penulisan ini maka penulis perlu mengidentifikasikan masalah yang akan penulis teliti:

1. Minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam

2. Minat siswa terhadap kepribadian guru pendidikan agama Islam

3. Minat siswa terhadap metode guru mengajarkan Pendidikan Agama Islam.

4. Minat siswa terhadap media pembelajaran pendidikan agama Islam.

5. Faktor internal yang mempengaruhi minat siswa belajar pendidikan agama Islam

6. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat siswa belajar pendidikan agama Islam

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah fakto-faktor yang mempengaruhi minat siswa belajar pendidikan agama Islam di SMK N I Lintau Buo?

Agar pembahasan ini lebih terarah maka perlu dibatasi permasalahan sebagai berikut, yaitu: Faktor Eksternal yang mempengaruhi minat siswa belajar Pendidikan Agama Islam

D. Defenisi Operasional

Untuk memudahkan pembahasan dan memahami judul skripsi ini maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul:

Minat adalah“Kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah atau keinginan.[10] Maksud penulis adalah keinginan siswa untuk belajar pendidikan agama Islam di SMK Negeri I Lintau Buo

Belajar adalah“Serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.[11]

Pendidikan Agama Islam adalah “Suatu bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nanti setelah selesai dari pendidikan dapat memahami dan mengamalkan apa yang terkandung dalam Islam secara keseluruhan”.[12]

Maksud penulis adalah suatu mata pelajaran di sekolah yang berguna memberi bimbingan, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam pada peserta didik.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan: Faktor eksternal yang mempengaruhi minat siswa belajar pendidikan agama Islam.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S. Pd.I pada Program Strata 1 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Batusangkar

2. Sebagai masukan bagi guru-guru di SMKN I Lintau Buo terutama guru pendidikan agama Islam agar dapat menarik minat peserta didik dalam belajar pendidikan agama Islam.

3. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam bidang ilmu pendidikan agama Islam.

4. Untuk menambah pembendaharaan bacaan di STAIN Batusangkar

G. Tinjauan Kepustakaan

Setelah penulis melakukan tinjauan kepustakaan belum ada skripsi yang membahas tentang “Minat Siswa Belajar Pendidikan Agama Islam Dibandingkan Minat Belajar Ilmu Kejuruan di SMK N I Lintau Buo.” Memang ada yang membahas tentang minat contohnya Skripsi, Fitria Hayati/ 200 017 yang membahas tentang “Minat Siswa Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SLTP N Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten 50 Kota). Dan skripsi Kurnia Izati/ 202 263 yang membahas tentang “Persepsi Siswa Tentang Faktor yang mempengaruhi Minat Siswa untuk Melanjutkan Pendidikan ke MTS N (Studi di MIN Parambahan, Kota Payakmbuh)

Beberapa literatur yang penulis baca, juga ada yang melakukan penelitian tentang minat, diantaranya “Dewa Ketut Sukardi” Analisis Inventori Minat dan Kepribadian, diterbitkan di Jakarta tahun 1993. yang membahas tentang minat dan relevansinya dengan kepribadian. Sedangkan penulis membahas tentang minat siswa belajar pendidikan agama Islam dibandingkan minat belajar ilmu kejuruan di SMK N I Lintau Buo.

Dalam bukunya Muhibbin Syah mengemukakan faktor yang mempengaruhi minat belajar ada 2 (dua), yaitu faktor faktor internal (fisiologis dan psikologis) dan faktor eksternal (lingkungan sosial dan non sosial).

Juga buku Abdul Wahid dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti yang mengemukakan tentang fungsi minat: diantaranya minat mempengaruhi intensitas manusia atau memperkuat cita-cita, Minat dapat menjadi daya pendorong yang kuat, minat dapat mempengaruhi siswa dan minat dapat membawa kepuasan, karena minat yang terbentuk dari masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan dan menggambarkan kejadian-kejadian, fenomena dan data-data ang terjadi di lapangan sebagaimana adanya sesuai dengan kenyataan yang ada dimana penelitian dilakukan.

2. Sumber Data

a. Populasi

Populasi adalah subjek penelitian[13] adapun menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMK N I Lintau Buo yang awalnya terdiri dari 7 jurusan tetapi, karena siswa pada jurusan teknik konstruksi bangunan belum ada maka sampelnya hanya penulis ambil dari 6 jurusan.:

Tabel Populasi

No

Program Keahlian

Kelas

Jumlah

Tahun Ajaran

1

Teknik Gambar Bangunan

III GB

11 Orang

2008 / 2009

2

Teknik Mesin Perkakas

III MP

55 Orang

2008 / 2009

3

Teknik Mekanik Otomotif

III MO

63 Orang

2008 / 2009

4

Teknik Audio Video

III AV

20 Orang

2008 / 2009

5

Teknik Pemanfaatan Energi Listrik

III PEL

19 Orang

2008 / 2009

6

Teknik Informatika

III TI

21 Orang

2008 / 2009

Jumlah

168 Orang

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.[14] Karena populasinya lebih dari 100 orang, maka dalam hal ini penulis menggunakan teknik Probality Sampling, yaitu memberikan peluang kepada seluruh populasi untuk menjadi sampel. Dalam hal ini digunakan metode Stratified Proposional Sampling. Maksudnya mengambil secara random (acak) dari setiap strata yang dilakukan secara undian. Dimana setipa unsur dari populasi diberi satu nomor yang berurutan pada secarik kertas, dimasukkan ke dalam kotak lalu dikocok agar bercampur. Penulis menutup mata kemudian mengambil kertas bernomor itu satu persatu, sehingga diperoleh jumlah yang diinginkan. Itulah yang dijadikan sampel penelitian.

Sampel yang penulis ambil adalah 20% dari jumlah populasi (168), jadi 11 x 20% = 2,2 dibulatkan jadi 2, 55 x 20% = 11, 63 x 20% = 12,6 dibulatkan jadi 13, 20 x 20% = 4, 19 x 20% = 3,8 dibulatkan jadi 4, 21 x 20% = 4,2 dibulatkan jadi 4 jumlah sampel penelitian adalah orang penulis bulatkan menjadi 38 orang.

Tabel Sampel

No

Program Keahlian

Kelas

Jumlah

1

Teknik Gambar Bangunan

III GB

2 Orang

2

Teknik Mesin Perkakas

III MP

11 Orang

3

Teknik Mekanik Otomotif

III MO

13 Orang

4

Teknik Audio Video

III AV

4 Orang

5

Teknik Pemanfaatan Energi Listrik

III PEL

4 Orang

6

Teknik Informatika

III TI

4 Orang

Jumlah

38 Orang

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data mengenai masalah yang penulis teliti, maka penulis melakukan:

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis memperhatikan secara langsung keadaan siswa yang akan diteliti terutama perhatian mereka dalam mengikuti pelajaran agama Islam, dari perhatian tersebut akan tergambar minat siswa mengikuti pelajaran agama Islam.

b. Angket, yaitu menyediakan beberapa alternatif pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti atau dibahas. Angket diberikan kepada siswa berkaitan dengan minat siswa belajar pendidikan agama Islam dan minat belajar ilmu kejuruan. Dalam hal ini penulis menentukan sikap secara langsung dalam pengisian angket. Sehingga siswa tidak menemui kendala dalam pengisian angket.

4. Teknik Analisa Data

Setelah semua data terkumpul , penulis melakukan pengolahan dan menganalisanya sebagai berikut:

a. Menyeleksi data yang terkumpul

b. Mengklasifikasikan data berdasarkan permasalahan dan sub-sub masalah

c. Tally, yaitu hasil pertanyaan angket sesuai dengan alernatif jawaban

d. Tabulasi, yaitu memasukkan data yang telah di tally ke dalam table

e. Menghitung frekwensi dan mencari persentase jawaban responden

f. Mengadakan intepretasi data atau analisa data

g. Mengambil kesimpulan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1) 0 % : Berarti tidak sama sekali

2) 0,01% : Berarti sedikit sekali

3) 26.00% : Berarti sebagian kecil

4) 50.00% : Berarti separoh

5) 50.99% - 75.99% : Berarti besar

6) 76.00% - 99,99% : Pada umumnya

7) 100% : Berarti keseluruhan[15]

I. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan persoalan yang dibahas dalam skripsi ini terdiri dari empat Bab, yaitu:

BAB I, Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, devenisi operasional, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, yaitu landasan teoritis, yang terdiri dari, Pengertian minat, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, Fungsi minat belajar dan Pendidikan Agama Islam

BAB III, merupakan hasil penelitian yang berisikan tentang monografi SMK N I Lintau Buo, Minat siswa belajar pendidikan agama Islam di SMK N I Lintau Buo.

BAB IV, Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.



[1] Rosniati Hakim, Metodologi Studi Islam, (Padang: Baitul Hikmah, 2000), h. 27.

[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kebijakan Pembangunan Nasional dan Pengembangan Bidang Agama, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1996), h. 45-46

[3] Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.88

[4] Wayan Ardhana, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Agama Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1985), h. 79

[6] Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.119-120

[7] Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 9.

[8] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2004), cet-12, h. 233

[9] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, h. 133

[10] Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 656.

[11] Syaiful Djamarah, Pikologi Belajar, (Rineka Cipta, 2002), h. 13.

[12] Zakiah Drajat, op.cit, h. 88.

[13] Suharsimi Arikunto, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta:Bina Aksara, 1989),h.102

[14].Ibid, h.102

[15] A.Mari Yusuf, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ahdi Offset, 1999), h.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentari tulisan ini.......

Pengikut